Punya Bisnis Tempat Makan? Berikut Ini Pajak yang Harus Anda Ketahui!
PUNYA BISNIS TEMPAT MAKAN? SIMAK PERBEDAAN PAJAK RESTORAN DAN PPN
Pengertian Pajak
Pajak adalah iuran yang dibayar oleh wajib pajak terhadap negara dalam rangka meningkatkan kesejahteraan umum dan timbal baliknya tidak langsung dirasakan oleh wajib pajak. Dilansir dari situs web DJP Kementerian Keuangan, pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat
Pajak Restoran
Bagi Anda yang memiliki usaha di industri F&B khususnya berupa restoran, kafe, dan sejenisnya akan ada Pajak Restoran yang dibebankan ke konsumen. Pajak Restoran adalah Pajak yang dikenakan atas pelayanan restoran. Pajak Restoran bukan dipungut oleh Pemerintah Pusat seperti PPN, melainkan dipungut oleh Pemerintah Daerah.
Objek Pajak
Objek Pajak dalam pungutan pajak restoran adalah pelayanan yang diberikan restoran tersebut, kecuali pelayanan yang termasuk dalam pengelolaan manajemen lain, seperti restoran yang merupakan bagian dari suatu hotel. Pelayanan yang dimaksud ini ialah servis restoran dalam menjual dan melayani proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi produk sebuah restoran. Namun, pelayanan yang nilai jualnya tidak melebih Rp 30.000.000,- per bulan atau Rp 200.000.000,- per tahun tidak dapat dikenakan pajak restoran.
Perbedaan Pajak Restoran dan PPN
1. Objek Pajak
• Pajak Restoran : Pelayanan yang diberikan tempat makan, kecuali yang termasuk dengan manajemen hotel. Makanan dan minuman yang disediakan restoran, toko roti, dsb tidak termasuk dalam objek PPN (Pasal 37 Ayat 1 dan 2 UU PDRD).
• PPN : BKP dan JKP yang secara lebih rinci diatur dalam UU PPnBM
2. Subjek Pengelola
• Pajak Restoran : Dikelola pemerintah daerah
• PPN : Dikelola pemerintah pusat
3. Dasar Hukum
• Pajak Restoran : UU No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Daerah.
• PPN : UU No. 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
Rumus Perhitungan Pajak Restoran
Pajak Restoran = DPP x Tarif Pajak Restoran (10% atau lebih rendah)
• (DPP) Dasar Pengenaan Pajak Restoran adalah jumlah pembayaran yang seharusnya diterima atau diterima restoran. Termasuk biaya layanan (service charge) yang dikenakan restoran pada pelanggan.
• Besaran tarif Pajak Restoran tidak boleh melebihi tarif PB-1, yakni 10% sebagaimana yang telah ditentukan dalam Pasal 40 Ayat 1 UU PDRD. Akan tetapi, tarifnya boleh lebih rendah dari 10%.
Baca juga: Kelola Inventory Bisnis dengan Sistem ERP
Contoh Perhitungan Tarif Pajak Restoran
Agus mengunjungi sebuah restoran di Badung, Bali. Tarif Pajak Restoran di kabupaten tersebut adalah 10% dan biaya layanan untuk restoran tersebut sebesar 7%. Item yang Agus beli sebagai berikut.
• Nasi Goreng Udang 55.000
• Teh Hijau 20.000
Total Pembelian: 75.000
Tahap Perhitungan:
a. Service Charge
- 7%x75.000=5.250
b. Pajak Restoran atau PB-1
- DPP : Total Pembelian+Service Charge
- 75.000+5.250=80.250
- PB1 : DPP x Tarif Pajak Restoran
- 80.250 x 10%=8.025
c. Total Pembayaran oleh Pembeli
- Pajak Restoran=DPP+PB1
- 80.250+8.025=88.275
Pajak Restoran memang dibebankan kepada konsumen, tetapi yang harus menyetor dan melapor pajak tersebut tetaplah pemilik usaha. Pembayaran dan pelaporan pajak restoran dilakukan setiap bulan melalui Bapenda atau Dispenda.
Pusing Hitung Pajak?
Pembayaran dan penyetoran Pajak sering kali menjadi momok bagi para wajib pajak. Perhitungan yang rumit dan urusan pajak yang terkadang sangat panjang menyebabkan beberapa orang enggan mengurusnya. Namun, perhitungan pajak yang melelahkan secara manual dapat teratasi dengan sistem ERZAP. Anda cukup memasukkan persentase pajak di kolom yang ada pada bagian setting dan jumlah pajak yang harus dibayar oleh Anda nantinya akan secara otomatis terhitung setiap kali ada penjualan yang masuk. Sama seperti pajak restoran, Anda juga dapat menghitung PPN secara otomatis jika ada produk atau lini usaha Anda yang dikenakan Pajak tersebut.
Anda dapat memproses Faktur Pajak Masukan dari berbagai supplier dengan ERZAP. Untuk mengelola data PPN masukan, Anda tidak perlu mencatat faktur tersebut secara manual. Jika supplier Anda sudah memiliki QR Code, Anda cukup melakukan scan QR Code tersebut dan datanya akan langsung ter-input di sistem ERZAP tanpa harus memilih supplier atas PPN masukan tersebut. Tutorial penggunaan Faktur Pajak Masukan ERZAP dapat anda lihat di sini. Begitu pula dengan Faktur Pajak Keluaran, jika Anda mengalami kesulitan dalam mengelola PPN Keluaran, ERZAP juga menyediakan sistem untuk memproses PPN Keluaran agar proses penghitungan Anda menjadi lebih cepat dan mudah. Anda cukup memasukkan data NPWP pelanggan kemudian NSFP dan CSV Faktur Pajaknya akan diterbitkan secara otomatis oleh sistem ERZAP. CSV yang sudah disesuaikan selanjutnya tinggal Anda import pada aplikasi e-faktur dan proses pelaporan pajak Anda sudah selesai. Sistem kami juga dapat memberikan informasi mengenai nilai Faktur Pajak Digunggung dengan melihat PPN tanpa NPWP di bagian Rekap Penjualan.Temukan pembahasan lebih lanjut tentang PPN Keluaran di artikel ini.
Ingin tahu lebih banyak tentang ERZAP? Yuk, daftar melalui tombol di bawah ini!
Free Trial 14 Hari tanpa Kartu Kredit